sebagaimana dimuat di OPINI | Senin, 17 Desember 2012 | 08:05 WIB
Tragedi
yang menimpa Nigeria Airways nomor penerbangan 2120 ini terjadi sesaat
setelah pesawat lepas landas dari Bandara King Abdulazis, Jeddah, Arab
Saudi menuju Sadiq Abubakar III Bandara Internasional di Sokoto pada 11
Juli 1991. Penerbangan dipimpin captain. William Allan dengan First
Officer Kent Davidge. Kecelakaan ini menewaskan 247 penumpang dan 14 kru
pesawat. Pesawat DC-8 tersebut adalah miliki Kanada Air yang disewa
Nigeria Airways. Sesaat setelah take off (satu menit 15 detik) pilot
menerima "a wheel well fire warning" diikuti kegagalan sistem hidrolik
hingga dengan cepat meminta return to base (RTB) ke bandara asal.
Dalam
rekaman percakapan (:kotak hitam) diketahui FO mengatakan : i've spoiler
light (:mudahnya sih spoiler adalah lempengan yang ada di sayap
>> untuk mengurangi lift (:gaya angkat), mengontrol stall
(:kehilangan daya angkat >> ingat prinsip hukum bernouli >>
jika kecepatan pesawat menurun dengan drastis pesawat akan kehilangan
lift atau gaya angkatnya sehingga mengalami stall). Kebakaran yang
terjadi pada mesin termasuk sistem hidroliknya menyebabkan pesawat
kehilangan kendali.
Permasalahannya darimanakah api berasal?
Pada
saat penyidik keselamatan penerbangan melakukan olah TKP, campur tangan
Allah dalam menyingkap tragedi Nigeria Airways 2120 pun terjadi.
Secarik kertas tertiup ke arah salah seorang peneliti yang melakukan
olah TKP tak berapa lama setelah terjadinya kecelakaan. Kertas itu
menunjukkan catatan tentang kondisi pesawat yang menunjukan ada
perbedaan yang mencolok terhadap tekanan roda bagian belakang.
Penyidikan pun dikembangkan ke arah bukti ditemukan.
Setelah
melihat bukti landasan yang tergores, luka di permukaan di roda kuat
dugaan bahwa kecelakaan terjadi diawali dengan percikan pada salah satu
roda belakang pesawat yang diduga menyambar sesuatu yang membuat roda
pesawat meledak (:suara ledakan itu yang terdengar di cockpit saat lepas
landas dalam kecepatan tinggi)
Ironisnya
pada saat melakukan percakapan dengan menawa pengawas, petugas pengawas
melakukan kesalahan . Petugas ATC mengira tengah mengadakan percakapan
dengan Saudi Arabian Airways 738 yang mengalami gangguan hidrolik yang
sama.
Namun
penyelidikan lanjutan menemukan bukti bahwa dua roda belakang memiliki
tekanan jauh lebih rendah dari tekanan roda yang diperkenankan untuk
lepas landas. Kedua roda belakang tersebut memiliki tekanan 165 dan 155
karena kurang nitrogen. Penyidikan pun diarahkan kepada kru mekanik
terakhir yang menanggani pesawat. Penyidikan juga diarahkan bagaimana
Nation Airways mengelola maintenance pesawatnya. Kru mekanik sebenarnya
telah meminta nitrogen tambahan untuk ban tersebut namun ditolak karena
satu-satunya tabung nitrogen kosong dan berdasarkan data tekanan roda
telah dicek pada 7 Juli 1991.
Dari
penyidikan lanjutan didapatkan bukti kru mekanik tidak bertanggungjawab
atas kelalaian tersebut. Salah satu manager dari maskapai tersebut
terbukti memaksa agar kurangnya nitrogen pada kedua roda tersebut tidak
dipermasalahkan agar pesawat dapat terbang tepat waktu. Data pemeriksaan
kondisi pesawat pun dirubah agar memenuhi syarat untuk terbang.
Sayangnya
kurangnya tekanan roda tidak diberitahukan kepada pilot. Diduga karena
tidak tahan panas karena gesekan saat berpacu di runaway api terpercik
dan pada saat roda dimasukkan “gear off” api pun menyebabkan kebakaran
pada mesin termasuk menyambar sistem hidrolik (sumber : Aircraft
Accident Report AAR 2-91). **jadi paham sekarang mengapa pilot selalu
terlihat memeriksa dengan teliti roda-roda pesawat sebelum masuk ke
cockpit
Learn from the mistakes of others. You don't have time to make them all yourself."
Ada banyak pelajaran yang dapat dipetik dari tragedi ini.
Pelajaran
pertama libatkan selalu Allah dalam beraktivitas. Pertolongan Allah
dalam proses penyidikan tragedi Nigeria Airways 2120 ini merupakan bukti
bahwa jika Allah menghendaki akan memberikan petunjuk dengan jalan
tidak terduga-duga (:kertas yang berisi data kondisi pesawat sebelum
terbang tertiup angin ke petugas penyidik yang datang sesaat setelah
kecekalaan.
pelajaran ke-2 jangan pernah mengabaikan standar keselamatan penerbangan yang telah diatur secara rinci dengan cermat.
Pelajaran
ke-3 >> LEBIH BAIK DELAY DARIPADA TRAGEDI TERJADI.. pihak
manajemen memalsukan data pengecekan kondisi pesawat demi menghindari
delay.
Pelajaran
berikutnya >> Pada saat akan lepas landas tanda sekecil apapun
tidak boleh diabaikan..karena bisa jadi menjadi sumber bencana yang
begitu besar >> cockpit mengabaikan ledakan dan guncangan yang
terdengar pada saat akan lepas landas.
Pelajaran
selanjutnya butuh ketenangan dalam kecepatan berpikir dengan meminta
petunjuk dari Allah..Bagaimanakah ketika kita harus mengambil keputusan
dalam situasi yang begitu pelik dan kompleks dalam hitungan detik??
Hanya Allah yang mampu menenangkan dan membuka pikiran manusia dalam
hitungan detik dan hanya Allah yang mampu menjaga agar burung-burung itu
tetap mengangkasa..
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan
dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di
udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala
sesuatu..” (Al Mulk ;19)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar