Kamis, 09 Juni 2011

~ kita yang mereka butuhkan ~

Pagi ini..akhirnya aku memutuskan untuk menghabiskan 4 hari liburku untuk berada di seputaran rumah, atau tepatnya hanya berkisar di Jakarta Pusat saja. Pertimbangannya sangat jelas..seperti biasa si bocah adalah penentu keputusan utama. Bukan karena aku memanjakannya, namun logika bocah sangat jelas terbaca apa yang mereka butuhkan.

Terus terang dalam banyak hal, aku mengadopsi cara2 ortuku dalam membesarkan anak2ku. Sama seperti ortuku, aku membiasakan mereka untuk bersikap JUJUR walau kerap kali aku harus benar2 konsentrasi menyimak mata, setiap gerakan tubuh, nada suara, bahkan alur cerita dari ke-3 bocah yang kadang berlawanan..kebohongan kerap kali hanya dapat tertangkap tangan ketika kita berhadapan face to face..wajar bila penyidik KPK pun setiap saat benar-benar mengajak para saksi untuk berpanjang kata..pengalaman mengajarkan sangat sulit bagi kita untuk dapat mengetahui kebohongan orang yang kita sayang karena kerap kali kasih sayang kita justru menjadi tabir penutup terhadap kebenaran yang ada..kerap kali kita justru membela mati2an orang yang kita sayang namun kita tidak menyadari justru dengan bersikap seperti itu justru kita melawan dari perwujudan cinta sejati itu sendiri..mengajarkan sikap GENTLE alias JANTAN (meski ketiga bocahku adalah wanita tulen) tidaklah mudah karena kerap kali aku harus menahan hati agar tidak menangis saat bersikap keras kepada mereka, sebab tidak mudah menanamkan sikap BERTANGGUNGJAWAB itu....tapi sungguh aku tiada ingin bila suatu hari nanti (dan aku slalu berdoa jangan sampai itu terjadi) jika ada khilaf diperbuat, lantas si bocah akan MENGHILANG BEGITU SAJA dan membiarkan PARA KORBAN yang bergelimpangan menyembuhkan dengan kaki terseret berjalan dengan tangan yang sudah terkelopek dan bernanah sendiri..(Hehe kiasannya terlalu dramatis ya? Namun belajar dari pengalaman bocah butuh contoh nyata untuk dapat menyimak semua pelajaran dengan tepat..

Kehangatan kita adalah hal lain yang mereka butuhkan....tak peduli berapa pun usia bocah....tetap mereka membutuhkan belaian di dahi....atau mungkin sekedar gengaman tangan yang hangat atau pijatan kaki kala mereka resah, sakit atau mengalami masalah..sebuah teguran atau nasihat akan lebih mudah dicerna jika kita sampaikan dengan memeluk dari belakang, atau sambil bercengkrama dengan mereka..tak peduli berapa pun usia mereka..setidaknya ini pengalaman yang aku dapat dalam perjalanan kereta dari Pekalongan menuju Jakarta..seorang gadis usia sekolah menengah atas yang duduk disampingku mendadak menceritakan berbagai masalahnya..alasannya cukup simple.."Papa sudah meninggal Tante, Mama sibuk cari makan" aku pun terhenyak mendengar beragam masalah berat yang dihadapinya.."Kalau Tante ng keberatan..Boby jg pengin ngobrol sama Tante" begitulah..akhirnya..bocah laki2 tanggung usia belasan akhirnya bergantian dengan si Kakak..Thank's God..karena Facebook aku cukup bisa memahami pembicaraan si bocah..mulai poker, sampai pointblank..walaupun aku belum bisa memainkan game apapun di facebook ini..meski game hanya bumbu sebelum si bocah menceritakan permasalahannya..tersiksanya batin jelas terlihat dari bahasa tubuhnya..aku hanya mampu menekan majalah yang semula hendak aku baca ke pundaknya agar si bocah tenang kembali..pointnya adalah mereka butuh KITA..kehadiran orang dewasa yang nyata dan mendengarkan mereka..pengalaman itu sangat membekas hingga kini....Thank's God....setidaknya aku ada gambaran betapa masa remaja bukanlah berarti mereka tidak membutuhkan kita sebagai orang tua karena mereka sudah mandiri dan merasa dewasa....

Termasuk hari ini....ketika bocah-bocah mendaulat aku untuk tidak keluar kota...."Kalau ada mama semua terasa terang" kata mereka..aku coba tawar.."Toh kalau mama tugas ke luar kota, tetap aja Mama tilp..kamu juga tetap dapat melihat mama sambil ngobrol kalau mau.." Tapi dengan tegas si bocah yang masih kelas IV SD mengatakan "tetep aja beda Mama..mama ada atau tidak"

Ya..keberadaan kita yang mereka butuhkan..pelukan..bahkan hal-hal yang mungkin terlihat sepele di mata kita seperti membuatkan makanan atau minuman untuk mereka..dan bagi seorang Ibu..hmm..seperti saat ini rasanya tidak ada kedamaian yang lebih besar selain melihat mereka terlelap dalam tidurnya sambil merasakan helaian lembut rambut mereka di telapak tangan kita..rasanya tak ada yang lebih berharga daripada menghabiskan waktu bersama mereka..namun sungguh dari hati terdalam mohon dimaafkan bila tulisan ini justru membuat sedih..tak lebih hanya ingin berbagi apa yang menjadi penghayatan bagi diri..namun terkadang kekurang beruntungan kita justru adalah keberuntungan bagi yang lainnya..betapa banyak anak-anak terlantar yang menanti uluran kasih sayang..berharap merasakan lembutnya belaian..

Mengeja hati...

Mengeja hati...

Untuk mengetahui kata hati terdalam tentang diri..tentang kamu..tentang semua hal yang telah berlalu....

Mengais-gais topeng keakuan diri hingga tampak wujud asli dari kata nurani....

Memilah mana yang merupakan kata sejati

Sungguh tak mudah mengeja hati....

Meski ia menjadi bagian dari diri yang selalu merekam segala rasa dan nyeri.....

Berbaik sangka pada semua mahluk ciptaanMu membuatku nyaris terperosok dalam jurang.....

Dendang lagu cintaku padaMu telah menghantarkan diri pada suatu hal yang nyaris tak mampu kupahami....

Mengetahui hal yang tersembunyi kerap menjadi momok bagi diri....

Meski akhirnya kasih sayangMu jua yang akhirnya menuntunku membuka semua tabir yang ada....

Dalam kepapaan harap diri pun berpeluk erat dengan nurani....

Terguguk jiwa menahan nyeri tak terperi....

Berbisik hati lirih, “jangan pernah kau nodai aku dengan tangismu hingga dapat membawaku kufur akan nikmat yang berlimpah..jangan pernah kau biarkan tangan-tangan benci yang kekar namun penuh dengan lumpur menyentuh pelataranku....cukuplah kau berpegang pada kelembutanku yang akan selalu memberimu kekuatan....biarkanlah pendar terangku menyinari kegelapan batinmu yang buram akan air matamu....”

Rasa damai pun menebar....

Saat hati telah mampu terbaca oleh diri....

PadaMU juga semua akan kembali....

Dan aku akan terus belajar untuk mampu mengeja hati lebih baik lagi....

Hari ini..esok...hingga akhirnya aku akan berpulang nanti....

Saat itulah hati akan menjadi saksi atas diri.....


dari catatanku di akun facebookku http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150211936727617

~ Ah..Teori....~

~ Ah..Teori....~

Suatu hari saya mendapat hantaman keras..laksana gada yang terayun tepat mengenai kepala saya..seseorang mengatakan saya terlalu suka berteori..."Ah Teori...."

Hmmm....tapi kata-kata bernada sinis itu bagi saya ada benarnya juga....saya memang menyukai berteori terhadap apa pun yang saya alami atau apa pun yang terjadi. Karena saya terbiasa baru dapat berhenti setelah dapat menyusun beberapa alternatif jawaban tentang "MENGAPA" terhadap apa pun yang terjadi maupun apa pun yang saya alami. Agak merepotkan diri memang, karena dalam proses menjawab itulah saya memerlukan diri dapat keluar dari diri saya dan berusaha memandang permasalahan atau kejadian seobjektif mungkin dari berbagai sudut pandang yang berbeda, termasuk didalamnya berusaha melihat dari sisi individu-individu yang terlibat dalam kejadian atau peristiwa tersebut. Dalam proses itu, saya benar-benar harus melepaskan diri saya dan berusaha menempatkan diri seandainya saya adalah pribadi *A*, memiliki sifat seperti *A*, dalam posisi seperti *A*, mempunyai konsep diri laksana *A* dan lain sebagainya.

Disitulah letak peran *teori* diperlukan. Bagi saya teori yang berupa pernyataan atau argumentasi tentang kejadian atau fenomena yang berusaha menjelaskan sebuah peristiwa atau proses dari berbagai kejadian yang diharapkan mampu dikembangkan sebagai generalisasi yang tetap dan benar di berbagai situasi dan sepanjang waktu tersebut sedikit banyak mampu membuat saya memahami dengan lebih baik suatu hal atau kejadian secara lebih objektif. Bagi saya teori adalah sebuah inti dari sebuah pengetahuan. Bahkan tanpa kita sadari dalam hidup ini kita kerap kali berteori tentang suatu hal atau peristiwa.

Misalnya saja terhadap sebuah peristiwa yang booming....tentang *A* berdasarkan teori nilai ekspektasi atau expectancy value theory hasil pemikiran Martin Fisbein » sikap terhadap objek *A* merupakan hasil akumulasi dari kekuatan keyakinan *D* (:sebut saja begitu) tentang *A* dengan aspek evaluatif terhadap *B* (evaluasi tentang suatu konsep) dikalikan jumlah kepercayaan tentang *A*. Namun dalam mengkaji sebuah peristiwa atau kejadian, saya meyakini tidak bisa didekati dengan satu teori saja....misalnya jika itu terkait dengan kebohongan maka berdasarkan teori Kebohongan Interpersonal (Interpersonal Deception Theory) buah pikir David Buller dan Judee Burgoon dikenal adanya BIAS KEBENARAN (:TRUTH BIAS) dimana ketika kita memiliki sebuah hubungan dekat, kita kurang cenderung dapat melihat kebohongan sebab kita tidak berharap bahkan berharap tidak melihat sebuah kebohongan hingga membuat kita tidak benar-benar memperhatikan pada isyarat kebohongan perilaku dari orang yang kita anggap dekat dan *BIAS KEBENARAN* cenderung menonjolkan kecurigaan kita pada orang yang tidak dekat dengan kita dan membuat kita berpikir bahwa orang lain sedang berbohong padahal sebenarnya tidak. Terakhir saya suka mencari peneguhan jawaban dari buku yang merupakan "induk dari keseluruhan teori" misalnya tentang berteori kebohongan tadi saya mendapat peneguhan bahwa orang yang berjanji tapi mungkir, kalau dipercayai berkhianat memiliki kecenderungan kalau berkata bohong (berdasarkan surat ke-59 ayat 11).

Pendek kata, bagi saya teori itu indah dan cantik serta membuat saya dapat melihat sesuatu hal atau peristiwa dengan lebih mudah dan lebih obyektif lagi....namun sekali lagi itu menurut saya....entah bagaimana menurut *A*nda....

Kamis, 17 Maret 2011

PERMOHONANKU

Rabb....

Jika ada seseorang yang mendustai dan menyakitiku, jadikanlah hatiku tetap tentram dengan selalu mengingat kasih sayangMu yang penuh kedamaian..... hingga tiada satu pun sumpah maupun perkataan buruk sekecil apapun terlontar dari bibirku yang Kau ciptakan untuk mengucap kalimat cintaMu... tuntunlah dan lembutkanlah selalu hatiku hingga hanya kalimat doa yang kupanjatkan untuk kebaikan serta kebahagiaannya slalu....

Rabb....

Jika ada seseorang yang membuatku berkubang dalam penderitaan dan kesusahan serta kesedihan tiada tara....ulurkanlah tangan-tangan lembutMu untuk menegakkan kesejatian dalam hatiku....berikanlah aku sifatMu yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang sehingga aku dapat selalu melihat sisi kebaikan yang ada dalam dirinya....

Rabb....

Jika ada seseorang yang membuat hatiku luluh lantak, tersayat hingga merejamkan nyeri ke seluruh raga ini.....rebahkanlah aku dalam pelukanMu yang hangat..... rangkumlah serpihan hatiku dalam kasih sayangMu yang mampu menyatukan hati yang terkoyak....hingga aku tetap mampu mengasihinya sama seperti kasih sayangMu yang tiada terbatas.....

Ya Rabb.... Ya Rahim.... Ya Ghaffar ya nurul qobli

@ Nusantara

~membayangkan hamparan sawah di kaki Gunung Lawu~

21 Februari 2011