Terus terang dalam banyak hal, aku mengadopsi cara2 ortuku dalam membesarkan anak2ku. Sama seperti ortuku, aku membiasakan mereka untuk bersikap JUJUR walau kerap kali aku harus benar2 konsentrasi menyimak mata, setiap gerakan tubuh, nada suara, bahkan alur cerita dari ke-3 bocah yang kadang berlawanan..kebohongan kerap kali hanya dapat tertangkap tangan ketika kita berhadapan face to face..wajar bila penyidik KPK pun setiap saat benar-benar mengajak para saksi untuk berpanjang kata..pengalaman mengajarkan sangat sulit bagi kita untuk dapat mengetahui kebohongan orang yang kita sayang karena kerap kali kasih sayang kita justru menjadi tabir penutup terhadap kebenaran yang ada..kerap kali kita justru membela mati2an orang yang kita sayang namun kita tidak menyadari justru dengan bersikap seperti itu justru kita melawan dari perwujudan cinta sejati itu sendiri..mengajarkan sikap GENTLE alias JANTAN (meski ketiga bocahku adalah wanita tulen) tidaklah mudah karena kerap kali aku harus menahan hati agar tidak menangis saat bersikap keras kepada mereka, sebab tidak mudah menanamkan sikap BERTANGGUNGJAWAB itu....tapi sungguh aku tiada ingin bila suatu hari nanti (dan aku slalu berdoa jangan sampai itu terjadi) jika ada khilaf diperbuat, lantas si bocah akan MENGHILANG BEGITU SAJA dan membiarkan PARA KORBAN yang bergelimpangan menyembuhkan dengan kaki terseret berjalan dengan tangan yang sudah terkelopek dan bernanah sendiri..(Hehe kiasannya terlalu dramatis ya? Namun belajar dari pengalaman bocah butuh contoh nyata untuk dapat menyimak semua pelajaran dengan tepat..
Kehangatan kita adalah hal lain yang mereka butuhkan....tak peduli berapa pun usia bocah....tetap mereka membutuhkan belaian di dahi....atau mungkin sekedar gengaman tangan yang hangat atau pijatan kaki kala mereka resah, sakit atau mengalami masalah..sebuah teguran atau nasihat akan lebih mudah dicerna jika kita sampaikan dengan memeluk dari belakang, atau sambil bercengkrama dengan mereka..tak peduli berapa pun usia mereka..setidaknya ini pengalaman yang aku dapat dalam perjalanan kereta dari Pekalongan menuju Jakarta..seorang gadis usia sekolah menengah atas yang duduk disampingku mendadak menceritakan berbagai masalahnya..alasannya cukup simple.."Papa sudah meninggal Tante, Mama sibuk cari makan" aku pun terhenyak mendengar beragam masalah berat yang dihadapinya.."Kalau Tante ng keberatan..Boby jg pengin ngobrol sama Tante" begitulah..akhirnya..bocah laki2 tanggung usia belasan akhirnya bergantian dengan si Kakak..Thank's God..karena Facebook aku cukup bisa memahami pembicaraan si bocah..mulai poker, sampai pointblank..walaupun aku belum bisa memainkan game apapun di facebook ini..meski game hanya bumbu sebelum si bocah menceritakan permasalahannya..tersiksanya batin jelas terlihat dari bahasa tubuhnya..aku hanya mampu menekan majalah yang semula hendak aku baca ke pundaknya agar si bocah tenang kembali..pointnya adalah mereka butuh KITA..kehadiran orang dewasa yang nyata dan mendengarkan mereka..pengalaman itu sangat membekas hingga kini....Thank's God....setidaknya aku ada gambaran betapa masa remaja bukanlah berarti mereka tidak membutuhkan kita sebagai orang tua karena mereka sudah mandiri dan merasa dewasa....
Termasuk hari ini....ketika bocah-bocah mendaulat aku untuk tidak keluar kota...."Kalau ada mama semua terasa terang" kata mereka..aku coba tawar.."Toh kalau mama tugas ke luar kota, tetap aja Mama tilp..kamu juga tetap dapat melihat mama sambil ngobrol kalau mau.." Tapi dengan tegas si bocah yang masih kelas IV SD mengatakan "tetep aja beda Mama..mama ada atau tidak"
Ya..keberadaan kita yang mereka butuhkan..pelukan..bahkan hal-hal yang mungkin terlihat sepele di mata kita seperti membuatkan makanan atau minuman untuk mereka..dan bagi seorang Ibu..hmm..seperti saat ini rasanya tidak ada kedamaian yang lebih besar selain melihat mereka terlelap dalam tidurnya sambil merasakan helaian lembut rambut mereka di telapak tangan kita..rasanya tak ada yang lebih berharga daripada menghabiskan waktu bersama mereka..namun sungguh dari hati terdalam mohon dimaafkan bila tulisan ini justru membuat sedih..tak lebih hanya ingin berbagi apa yang menjadi penghayatan bagi diri..namun terkadang kekurang beruntungan kita justru adalah keberuntungan bagi yang lainnya..betapa banyak anak-anak terlantar yang menanti uluran kasih sayang..berharap merasakan lembutnya belaian..