Rabu, 15 Januari 2020

Al Quran Mami

Al Quran itu tampak tergeletak di pojok kanan sebuah kamar. Kanaya bergegas memasuki kamar penuh debu itu dan berlutut ambil dan langsung peluk erat Al Quran yang berat itu. Masih terbayang binar terang kedua mata Kanaya ketika Mami "memamerkan" Al Quran itu bertahun-tahun silam.
"Kanaya, Kanaya, lihat, Al Quran yang baru mami beli. Baguskan? Lihatin deh, lengkap ada tanda-tanda bacanya. Kapan degung, kapan harus dibaca jelas dan lainnya semua terlihat jelas di Al Quran ini," kata Mami penuh rasa bahagia sambil menyodorkan sebuah Al Quran besar dengan pinggiran berwarna emas terang.

Terlihat warna warni di lembar demi lembar Al Quran itu sebagai penanda bagaimana ayat tersebut harus dibaca. Seketika itu  Kanaya pun takjub.
"Bagus banget Mi, " kata Kanaya spontan berkomentar.
"Ya dong.. Mami sengaja beli biar Mami gampang baca Al Qurannya. Nggak perlu mikir lagi bagaimana harus bacanya. Apa harus dibaca denggung, atau dimasukkan atau dibaca jelas, mami ga perlu binggung lagi," terang Mami dengan nada penuh buncah bahagia.

***

Mendadak menyeruak rasa haru tak terhingga di dalam dada Kanaya melihat Al Quran itu. Kanaya teringat kejadian belasan tahun silam.  Mami, wanita yang melahirkannya begitu bersemangat ingin bisa membaca Al Quran walaupun usia sudah senja. Padahal jika diingat dulu, Mami sampai murka tiada kepalang ketika Kanaya meminta ijin hijrah menjadi muslim dan langsung mengenakan jilbab waktu itu.

***

"Apa?? Kamu mau pindah ke Islam? Kamu mau dipoligami? Mau dicerai? " sembur Mami marah.
Begitulah Mai dan akhirnya Kanaya pun kerap memandang bahwa Islam identik dengan poligami, cerai dan anak perempuan muda dinikahkan dengan laki-laki tua. Entah mengapa perbedaan usia Nabi Muhammad dan salah satu istrinya kerap kali menjadi bahan untuk ditanamkan ke pikiran - terutama pikiran Kanaya yang waktu itu belum mengenal Islam secara baik.
Kanaya pun memberanikan diri mengangkat muka dan menatap lekat-lekat kedua mata mami yang berpijar laksana bola api yang membara.
"Terserah Mami mau bilang apa, keputusan Kanaya sudah bulat, Mi," jawab Kanaya perlahan. Plaaakkk!! Satu tamparan keras mendarat begitu kencang.
"Pokoknya kalau kamu nekat, kamu harus angkat kaki dari rumah ini! Kalau kamu nekat mau pindah, ingat ya mami ga mau ngakui kamu sebagai anak mami lagi! pergi sana!! pergi!! Kamu bukan anak mami lagi!!" Plakkk!! Satu tamparan keras kembali menyeimbangkan tamparan pertama. Kanaya mengerjabkan kedua matanya yang mulai memanas. Kanaya berusaha menahan agar butiran air mata tidak jatuh.
"Terserah Mami mau bilang apa. Mami mau bilang Kanaya bukan anak Mami kek, Mami mau ngusir Kanaya kek. Sampai kapan pun Kanaya tetap anak Mami dan Kanaya berhak tinggal di rumah ini karena Kanaya anak Mami!" teriak Kanaya kencang lalu menghambur masuk ke dalam kamar dan membanting pintu kamarnya keras dan menguncinya. Mami langsung meledak amarahnya. Mengendor-ngedor pintu kamar Kanaya keras.
"Keluar kamu Kanaya!! Dasar anak kurang ajar!! Keluar kamu!!" teriak Mami murka.
"Nggak mau! Kanaya tidak mau keluar sebelum mami ijinkan kanaya pindah dan pakai jilbab!" teriak Kanaya tak kalah lantang.
"Keluar kamu Kanaya!!! Keluar!!!" Mami terus menerus mengendor pintu kamar Kanaya. Kanaya diam tak bersuara. Hanya suara isak tangis lirih yang perlahan terdengar.
Sehari. Dua hari. Akhirnya di hari ketiga Mami mengedor lagi pintu kamar Kanaya.
"Keluar kamu Kanaya! Mau mati apa kamu didalam! Keluar kamu! Jangan bikin orang tua dipenjara kamu gara-gara kamu mati konyol! Keluar kamu Kanaya! Terserah deh kamu mau dipoligami kek! Mau dicerai kek! Yang penting kamu keluar!!" teriak Mami keras.
Didalam Kanaya tersenyum sambil terus mengunyah roti sandwichnya sambil baca buku Si Badung Jadi Pengawas kesukaannya. Yes! Strategiku berhasil! Bisik batik Kanaya gembira. Kanaya memang telah merencanakan semua dengan diam-diam. Kanaya sengaja menyiapkan perbekalan makan untuk beberapa hari dan sejumlah air minum, air mentah untuk membersihkan diri, serta kaleng-kaleng biskuit lengkap dengan tutupnya untuk menampung segala macam buang hajat secara terpisah. Sssttt jorok ya.. biarin... namanya juga "perang". Kanaya paham watak keras Mami yang pastinya akan menjaga pintu kamar menunggu dia membuka pintu lalu menyergapnya. Kanaya takut. Tapi Kanaya tetap menyakini, cinta ibu akan mengalahkan segalanya.

***

Itu dulu. Lebih dari belasan tahun silam. Hingga ketika ujian itu datang. Papi mendadak sakit dan harus dirawat di ICU. Berulang kali Papi berteriak ketakutan. dan wajah Papi begitu pucat pasi.
"Pergi.. suruh makhluk-makhluk hitam yang menyeramkan itu pergi!!" Papi terus menerus berteriak hingga suster datang, tepat bersama Kanaya akan membuka pintu untuk masuk. Ruang ICU VIP memang dibatasi oleh pintu-pintu kaca sehingga Kanaya dapat melihat semua kejadian dengan jelas. Suster yang datang berusaha menenangkan Papi. Mami tampak tak berdaya dan letih.
"Mami, Mami istirahat ya.. biarkan Kanaya yang bergantian menjaga Papi.." Kanaya mengusap halus lengan Mami. Mami mengangguk lemah dan berbaring di kasur yang terhampar tepat di samping kasur Papi.
"Mami tidur sini saja, " kata Mami sambi memejamkan mata.
"Biarkan saya saja Sus yang temani ayah saya, " kata Kanaya. Suster itupun mengangguk lalu meninggalkan Kanaya. Kanaya duduk di kursi yang berada di samping Papi. Kanaya pun membuka Al Quran yang dibawanya dan mulai membacanya perlahan sambil mengusap perlahan rambut Papi.
Suasana kamar mendadak hening. Yang terdengar hanyalah nafas Mami dan Papi yang tertidur pulas serta lantunan lirih ayat suci Al Quran yang dibaca Kanaya. Begitulah akhirnya selama tujuh hari Papi dirawat, tujuh hari itu pula Mami meminta Kanaya jangan sampai berhenti membaca Al Quran.
"Sepertinya makhluk-makhluk menyeramkan yang dilihat Papimu pergi ketika kamu baca itu," kata Mami. Begitulah hingga suatu hari, Papi terbangun dan berbisik kepada Kanaya.
"Kanaya.. Papi pingin belajar sholat lagi.." bisik Papi pelan. Sejak menikah dengan mama Kanaya, Papi yang semula muslim memilih ikut ke gereja bersama mama Kanaya. Demikian juga pendidikan di rumah, Kanaya dan Kakaknya dibesarkan dengan doa Novena dan doa-doa lainnya.
"Papi masih ingatkan bacaan sholat?" tanya Kanaya. Papi mengangguk.
"Kalau gitu Papi tayamum ya, lalu sholat di kasur saja, Kanaya makmum sama Papi ya" bisik Kanaya pelan.Ternyata itu adalah percakapan terakhir Kanaya sekaligus sholat pertama dan terakhir Papi.

***
Tapi kini, Mami sudah jauh berubah. Mami tidak lagi menyindir-nyindir Kanaya dengan jilbabnya. Mami tidak lagi meledek Kanaya dengan sebutan wanita tua saat Kanaya mengenakan gamis ketika keluar ke warung saat disuruh Mami membeli minyak goreng atau lainnya. Hingga suatu hari Mami bertanya ke Kanaya tentang makhluk-makhluk menyeramkan yang dilihat Papi.
"Oh, itu karena Papi mengalami sakaratul maut Mi. Jika seseorang lebih banyak dosanya maka malaikat Izrail yang bertugas mencabut nyawa akan tampak mengerikan. Sebaliknya ketika timbangan pahala seseorang lebih berat maka yang terjadi adalah sebaiknya," terang Kanya.
"Kamu tahu darimana, Ay?" tanya Mami.
"Kan semua ada di Al Quran Mi. Bagaimana kehidupan kita setelah mati juga ada didalam Al Quran," terang Kanaya.
"Lalu mengapa Ay bersikeras pakai jilbab? Padahal orang lain yang sama-sama Islam saja banyak yang tidak pakai jilbab kok?" tanya Mami lagi.
"Kan Kanaya baca-baca terjemahan Al Quran Mi, agar Kanaya tahu dulu tentang Islam itu bagaimana. Jadi Kanaya menemukan banyak ayat yang intinya mewajibkan wanita berhijab. Jadi ya sudah, Kanaya laksanakan dulu yang lebih cepat bisa Kanaya lakukan. Kalau sholat dan membaca Al Quran butuh waktu Mi, " jawab Kanaya.
Tiba-tiba mami mengambil sebuah selendang berwarna mewah bata dan mengenakannya di kepala.
"Mami pantas ga pakai ini?" tanya Mami.
Kanaya nyaris menangis melihat Mami mengenakan selendang berwarna merah bata itu menutupi rambut laksana hijab.
"Kanaya ajarin Mami sholat dan membaca Al Quran yah," pinta Mami. Kanaya mengangguk pelan. Mami merengkuh Kanaya dalam pelukan. Keduanya pun menangis sambil berpelukan.

***
"Kanaya kok mimnya ekornya ilang gini kalau ditengah.. kan mami binggung" protes Mami ketika Kanaya menerangkan bahwa bulatan ditengah itu huruf mim.  Kanaya berbahak. Mami pun cemberut,
"Eh bocah.. orang tua ngomong serius malah diketawain," protes Mami.
"Maaf..maaf Mi.. habis Mami lucu sih.. oya, kalau Kanaya besok berangkat kerja ke Jakarta yang ngajarin ngaji Mami siapa dong?" tiba-tiba raut Kanaya berubah serius.
"Oh itu.. Bu Ali.. Bu Ali bilang nanti tiap hari Bu Ali datang ke rumah, mau ngajarin mami ngaji sekaligus ngajarin Mami hafalin arti bacaan sholat. Kalau Allahu Akbar, Allah Maha Besar sih Mami sudah hafal," kata Mami.
"Oh syukurlah.. Bu Ali baik banget ya.."
Bu Ali adalah tetangga depan rumah. Kebetulan suami Bu Ali adalah Pembantu Dekan di kampus Kanaya dulu kuliah.

***
"Mama, Mama.. ayukk.. katanya Mama mau reunian..." Sapaan itu mendadak membuyarkan lamunan Kanaya.
"Eh, iya.. sebentar Pa.. aku nemu Al Quran Mami nih.. kok digeletakin gini aja sih di bawah sama kakak. Tapi wajar sih, kan kakak bukan muslim. Jadi tidak tau bagaimana adab memperlakukan Al Quran, " kata Kanaya bergegas bangun dari lantai yang berdebu. Kanaya menebarkan sejenak ruangan kamar Mami. Sejak memeluk Islam, Mami jauh berubah. Mami pun benar-benar bersikap adil. Mami membelikan kakak Kanaya sebuah rumah dan langsung mengatasnamakan rumah itu dengan nama kakak Kanaya. Sedang rumah yang ditempati Mami hibahkan untuk Kanaya. Karena Kanaya bermukim di Jakarta, akhirnya rumah tersebut sesekali ditempati kakak Kanaya. Namun sesekali ketika Kanaya singgah di kota kelahirannya, Kanaya pun menyempatkan diri menjengguk rumahnya.
"Aku bawa Al Quran Mami ini ya Pa.. sebagai kenang-kenangan dari Mami. Masih cukup kan tasnya Pa? Tasku sudah penuh, " kata Kanaya minta persetujuan suaminya.
"Bawa aja Al Qurannya Mami, Ma. kan kalau Ma baca bisa jadi pahala juga buat Ma dan Mami, "kata suami Kanaya lalu bergegas menutup pintu kamar.

The End

Senin, 18 Maret 2013

Profesi Pilot, Co-Pilot, Pramugari/a dalam Pandanganku

sebagaimana dimuat di OPINI | Rabu, 23 Desember 2009 | 06:53 WIB

Dua hari kemarin adalah pengalaman yang sangat berharga dalam hidupku. Meski bukan kali ini aku harus pulang pergi dengan menggunakan sebuah maskapai penerbangan, namun entah kenapa kemarin aku benar-benar berempati dengan para pekerja udara. Ramalan BMG yang menyebut bahwa Selasa sampai Kamis kemarin ekstrem membuat aku sempat kebat-kebit.
Selama ini saya kerap membaca artikel yang menyudutkan profesi para pekerja udara. Sedikit banyak, meski saya selalu mencoba untuk tidak mudah dipengaruhi oleh berbagai macam “provokasi”, namun harus saya akui, sempat terlintas bahwa artikel yang berpijak pada sebuah penelitian itu memiliki unsur-unsur kebenaran meski mungkin hanya seujung jari.
Namun, kejadian Selasa Malam, 22 Desember 2009 benar-benar menghenyakan batin saya. Dalam penerbangan Jakarta- Semarang dengan menggunakan satu maskapai yang merupakan maskapai favorit saya karena beberapa alasan yang sangat rasional antara lain : ketepatan waktu jadwal terbangnya alias hampir tidak pernah saya mengalami delay, bentuk “body” pesawat yang gemuk pendek karena menurut logika saya bentuk “body’ pesawat seperti itu memberi unsur kekukuhan, hingga pada “kenyamanan” karena kepiawaian pilot dan co-pilot dalam mengemudikan pesawat yang menurut bahasa anak pertama saya yang juga pernah terbang bersama maskapai tersebut “seperti orang pacaran” begitu lembut dan sangat halus.
Harus saya akui, sempat artikel dari sebuah situs ternama yang sempat membuat 3 serial bersambung bertajuk ” Skandal Cinta Pra-Pi (3)” yang juga menjadi ‘link” dari situs pertemanan saya sedikit banyak membuat saya “mengira-ira” benar tidaknya apa yang disampaikan pada artikel tersebut. Tapi hari ini, pandangan saya sangat jelas dan bening – setidaknya dari sudut pandang saya tentu – bahwa semua “tuduhan” itu harus segera ditiadakan.
Saat berbincang-bincang dengan seorang yang telah saya anggap seperti kakak perempuan saya sendiri – dan kebetulan dia adalah seorang istri dari “pekerja pertama udara” mengakui bahwa musim penghujan membuathati dia jauh lebih cemas. Pasalnya sebagai seorang istri yang telah mendampingi sekian lama dan kebetulan dia adalah mantan pramugari telah memahami kondisi-kondisi cuaca yang membahayakan penerbangan.
Betapa tidak, setiap saat – di langit yang begitu luas – kondisi yang luar biasa dapat saja terjadi. Ada seorang kawan yang pernah menjadi friendlist saya yang kebetulan juga merupakan “pekerja udara” berkata bahwa mereka “para pengemudi udara” dididik untuk siap menghadapi kondisi yang “tidak normal” sebab kalau kondisi normal, orang biasa saja dengan sedikit belajar bisa menerbangkan pesawat karena begitu luar biasanya design dari sebuah pesawat yang sudah automatic.
Terguncang dan terperangkap meski tidak terlalu lama dalam cuaca yang ekstrem mendadak seperti itu membuat batin saya berbisik “Berapa banyak uang rela kamu korbankan untuk keselamatan penerbangan ini ??” Astaqfirullah..betapa banyaknya uang yang diterimakan rasanya tidak sebanding dengan “pengorbanan” yang mereka.
Ketika langit bergolak menguncang penerbangan sesuai dengan apa yang saya khawatirkan sebelumnya – terlebih hampir semua penerbangan di tunda karena alasan “operasional” tumben-tumbenan membuat hati saya tercekam ketakutan. Akhirnya saya menjawab dalam hati, Ya Allah, please..saya rela mengikhlaskan semua uang yang ada pada saya saat ini demi keselamatan penerbangan ini..** hehe…lucunya ternyata pada penerbangan malam itu saya benar-benar kehilangan dompet saya yang kebetulan kecil, padat berisi lantaran saya duduk di exit window, tas harus diletakkan di atas..kebetulan saya ingin membeli gift dan souvenir di inlight shop, saya keluarkan dompet saya dan ketika saya ingin naik taxi..ups..baru sadar dompet saya tidak ada – tapi terima kasih buat staf maskapai tersebut yang telah rela membantu saya mencari dompet saya tersebut, sayang tidak ketemu..never mind dari awal saya sudah mengiklaskannya**
Hehe..begitulah gara-gara dialog singkat dengan batin kecil saya, akhirnya saya menyadari..saya ingin mengatakan kepada semua para pekerja udara – “SALUDO!! Itulah perjuangan hidup!” demi mencari segengam berlian **jangan hanya sesuap nasi dong..nga cucok** kalian rela mempertaruhkan keselamatan hidup di atas langit biru. Kepada my sista sayang….teruskan kesetiaanmu dalam mendampingi “Belahan Jiwamu” betapa bangganya aku padamu Sis..atas kepercayaanmu pada Imam – mu. Tak terpengaruh dengan artikel miring yang bergentayangan di dunia maya tentang “kehidupan miring para pekerja udara” dan untuk “Imam” dari my Sista dan all the gank..luar biasa!! Karena anda telah mampu menunjukkan dimana seharusnya cinta, kasih sayang , kepercayaan dan komitmen pada lembaga pernikahan diletakkan!
Buat orang-orang yang masih bisa memiliki pemikiran kurang tepat terhadap “hidup para pekerja udara” please….stop pemikiran negative tentang mereka! Bagaimana mungkin mereka rela diri mereka sewaktu-waktu akan terjun ke neraka jahanam selama-lamanya dalam kehidupan keabadian mereka hanya karena mereka harus meninggalkan keluarga terkadang sampai 4 hari, berada di lingkungan mess dan hotel yang sangat “memungkinkan” terjadinya hal-hal yang “diinginkan” sementara setiap mereka melangkahkan kaki untuk bertugas – di atas langit hanya ada tangan Tuhan yang menjaga “burung besi” tempat mereka bertugas dari kejatuhan ?? Bukankah justru keindahan langit biru yang menawan justru makin melekatkan batin mereka kepada Sang Maha Pencipta seluruh alam ?? Ketika saat langit bergolak, mereka harus mampu mengalahkan kecemasan mereka dan tetap melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggungjawab.
Bahkan ketika tangan-tangan badai menguncang..semua itu hanya akan menambah mereka merasa dekat dengan Allah Yang Maha Merajai ?? Mengingat bahwa “kematian” hanya sejengkal di depan mata – masih sanggupkah mereka mengadaikan keimanan mereka demi kesenangan duniawi yang begitu cepat menghilang dan menukarnya dengan azab neraka yang tak berkesudahan??
Tak hanya itu, meski baru sekali ini saya pulang pergi dengan mengunakan pesawat yang sama – pergi jam 20.00 WIB malam hari dan kembali pukul 06.30 WIBtelah cukup membuat saya kapok mengambil pasangan jam terbang yang sama. Padahal secara periodik para pekerja udara mendapat giliran waktu yang sama dari waktu ke waktu…
Kepada para semua pekerja udara..bersemangatlah!!!! hari padat merayap dalam bertugas euy!! Musim liburan bagi semua orang = hari penuh kesibukan bagi seluruh pekerja udara..fiuh..lagi-lagi mengingatkan aku tentang betapa besarnya sebuah pengorbanan.Namun percayalah doa orang-orang tercinta akan selalu menyertai langkah saat dalam bertugas!!

Yang Kecil Itu Juga Penting

sebagaimana dimuat di OPINI | Rabu, 20 Mei 2009 | 06:18 WIB

Musibah jatuhnya pesawat C-130 Hercules A-1325 milik skuadron udara 31 Halim TNI AU di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada Rabu pagi pukul 06.30 WIB ini memberikan banyak pelajaran bagi saya. Pelajaran pertama, bahwa YANG KECIL ITU JUGA PENTING. Mengapa ??? Konon kabarnya, menurut kesaksian warga, sebelum pesawat naas itu jatuh, ada beberapa piranti kecil yang jatuh dari pesawat (:diduga mur dan lain sebagainya....meski sangat sulit bagi saya membayangkan dapat melihat mur jatuh dari pesawat yang tengah mengudara). Kesimpulannya, pesawat sebesar dan segagah itu ternyata dapat terjatuh jika keberadaaan elemen yang begitu kecil (:mur) tidak dipelihara dengan baik.

Peristiwa lainnya yang menjadikan pelajaran bahwa yang kecil itu penting adalah kejadian yang menimpa captain Tim Lancaster. Captain Tim Lancaster terpelanting ke udara karena jendela cocpit terlepas pada saat pesawat British Airways Nomor Penerbangan 5390 take off dari Bandara Birmingham, Inggris menuju Malaga, Spanyol. Beruntungnya kaki captain Lancaster tersangkut dikemudi dan dia pun bergelantungan di pesawat yang tengah climb menuju ketinggian 17300 kaki. Pramugara Nigel Ogden kemudian masuk ke ruang cockpit dan segera memegang kaki captain Lanchaster sementara co-pilot Alastair Atchison mengambil alih kemudi dan melakukan pendaratan darurat ke Bandara Southampton. Dari hasil penyelidikan diketahui 27 jam sebelum kejadian, jendela di cockpit sempat diperbaiki. Hanya saja mur yang digunakan berkisar antara 0, 026 inchi atau 0,66 mm lebih kecil dari lubang yang ada dan 0,1 inchi atau 2,5 mm lebih pendek dari lubang yang ada.
Sama halnya dengan mur, dua spesies mikroba, yaitu E.coli dan K.lactis yang berada di saluran pencernaan telah berperan aktif dalam proses absorbsi makanan ke dalam tubuh. Artinya, telah terjadi hubungan simbiosis mutualistis antara tubuh kita dengan kedua jenis mikroba itu. Mikroba (fungi dan bakteri) secara tradisional berfungsi sebagai decomposer (pengurai). Makhluk hidup yang telah mati akan diuraikan oleh mereka menjadi unsur-unsur yang lebih mikro. Tanpa adanya mikroba decomposer, bumi kita ini akan dipenuhi oleh bangkai dalam jumlah banyak.
Di lihat dari ilmu sosial, entah mengapa E.coli dan K.lactis telah mengingatkan saya pada para pemulung yang selalu rutin mengunjungi rumah di pagi, siang dan sore hari. Mereka dengan tekun dan penuh penghayatan mengais-gais kemudian mengambil beberapa benda dari "sampah" yang telah dibuang dan dianggap tidak dapat lagi dimanfaatkan. Betapa penuhnya Bantar Gebang dan lokasi Tempat Pembuangan Akhir jika para pemulung itu tidak ada ??
Seperti juga peran enzim amilase dan protease bersumber dari jamur dan bakteri dalam pembuatan tempe - para kuli bangunan itu juga memiliki andil yang sama dalam proses pembangunan. Sangat sulit bagi saya membayangkan apa jadinya proyek pembangunan jalan lintas Kalimantan, jalan fly-over tanpa adanya keberadaan para kuli bangunan yang begitu tak kenal lelah terus bekerja siang dan malam ?? Mungkin kita bisa mulai menciptakan robot-robot, namun saya yakin robot-robot itupun tak mampu menandingi keelokkan manusia dalam bekerja.
Saya juga tidak dapat membayangkan andai saja Alexander Fleming tidak memikirkan betapa pentingnya manfaat fungi Penicilium notatum yang merupakan bahan dasar utama antibiotik penisilin yang saat ini telah menyelamatkan berjuta-juta nyawa manusia. Penemuan antibiotik dari fungi itu telah membuka mata dunia akan betapa bergunanya mikroba - yang merupakan jasad renik yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang (invisible) namun memiliki arti yang sangat pennting bagi berlangsungnya kehidupan.
Begitulah akhirnya saya dapat memahami dengan penuh hakekat YANG KECIL ITU JUGA PENTING. Semoga dalam proses pembangunan ini kita tak lagi mengecilkan arti penting dari "rakyat kecil".... sebab jika itu terjadi maka proses pembangunan hampir dapat dipastikan mengalami gangguan-gangguan....bahkan dapat berakibat fatal pada pembangunan....sebab biasanya reformasi, revolusi, pemberontakan selalu berawal dari ketidakpuasan orang-orang yang dianggap kecil...Jadi.... ternyata YANG KECIL ITU JUGA PENTING....keberadaan orang-orang "kecil" harus dihormati perannya jika kita menginginkan roda kehidupan terus berputar ke arah kehidupan yang seimbang dan menjadi lebih baik...

Campur Tangan Allah dalam Menyingkap Tragedi Nigeria Airways Nomor Penerbangan 2120

 sebagaimana dimuat di  OPINI | Senin, 17 Desember 2012 | 08:05 WIB

Tragedi yang menimpa Nigeria Airways nomor penerbangan 2120 ini terjadi sesaat setelah pesawat lepas landas dari Bandara King Abdulazis, Jeddah, Arab Saudi menuju Sadiq Abubakar III Bandara Internasional di Sokoto pada 11 Juli 1991. Penerbangan dipimpin captain. William Allan dengan First Officer Kent Davidge. Kecelakaan ini menewaskan 247 penumpang dan 14 kru pesawat. Pesawat DC-8 tersebut adalah miliki Kanada Air yang disewa Nigeria Airways. Sesaat setelah take off (satu menit 15 detik) pilot menerima "a wheel well fire warning" diikuti kegagalan sistem hidrolik hingga dengan cepat meminta return to base (RTB) ke bandara asal. 

Dalam rekaman percakapan (:kotak hitam) diketahui FO mengatakan : i've spoiler light (:mudahnya sih spoiler adalah lempengan yang ada di sayap >> untuk mengurangi lift (:gaya angkat), mengontrol stall (:kehilangan daya angkat >> ingat prinsip hukum bernouli >> jika kecepatan pesawat menurun dengan drastis pesawat akan kehilangan lift atau gaya angkatnya sehingga mengalami stall). Kebakaran yang terjadi pada mesin termasuk sistem hidroliknya menyebabkan pesawat kehilangan kendali. 

Permasalahannya darimanakah api berasal?

Pada saat penyidik keselamatan penerbangan melakukan olah TKP, campur tangan Allah dalam menyingkap tragedi Nigeria Airways 2120 pun terjadi. Secarik kertas tertiup ke arah salah seorang peneliti yang melakukan olah TKP tak berapa lama setelah terjadinya kecelakaan. Kertas itu menunjukkan catatan tentang kondisi pesawat yang menunjukan ada perbedaan yang mencolok terhadap tekanan roda bagian belakang. Penyidikan pun dikembangkan ke arah bukti ditemukan.

Setelah melihat bukti landasan yang tergores, luka di permukaan di roda kuat dugaan bahwa kecelakaan terjadi diawali dengan percikan pada salah satu roda belakang pesawat yang diduga menyambar sesuatu yang membuat roda pesawat meledak (:suara ledakan itu yang terdengar di cockpit saat lepas landas dalam kecepatan tinggi)
Ironisnya pada saat melakukan percakapan dengan menawa pengawas, petugas pengawas melakukan kesalahan . Petugas ATC mengira tengah mengadakan percakapan dengan Saudi Arabian Airways 738 yang mengalami gangguan hidrolik yang sama.

Namun penyelidikan lanjutan menemukan bukti bahwa dua roda belakang memiliki tekanan jauh lebih rendah dari tekanan roda yang diperkenankan untuk lepas landas. Kedua roda belakang tersebut memiliki tekanan 165 dan 155 karena kurang nitrogen. Penyidikan pun diarahkan kepada kru mekanik terakhir yang menanggani pesawat. Penyidikan juga diarahkan bagaimana Nation Airways mengelola maintenance pesawatnya. Kru mekanik sebenarnya telah meminta nitrogen tambahan untuk ban tersebut namun ditolak karena satu-satunya tabung nitrogen kosong dan berdasarkan data tekanan roda telah dicek pada 7 Juli 1991.  

Dari penyidikan lanjutan didapatkan bukti kru mekanik tidak bertanggungjawab atas kelalaian tersebut. Salah satu manager dari maskapai tersebut terbukti memaksa agar kurangnya nitrogen pada kedua roda tersebut tidak dipermasalahkan agar pesawat dapat terbang tepat waktu. Data pemeriksaan kondisi pesawat pun dirubah agar memenuhi syarat untuk terbang.

Sayangnya kurangnya tekanan roda tidak diberitahukan kepada pilot. Diduga karena tidak tahan panas karena gesekan saat berpacu di runaway api terpercik dan pada saat roda dimasukkan “gear off” api pun menyebabkan kebakaran pada mesin termasuk menyambar sistem hidrolik (sumber : Aircraft Accident Report AAR 2-91). **jadi paham sekarang mengapa pilot selalu terlihat memeriksa dengan teliti roda-roda pesawat sebelum masuk ke cockpit

Learn from the mistakes of others. You don't have time to make them all yourself."

Ada banyak pelajaran yang dapat dipetik dari tragedi ini.

Pelajaran pertama libatkan selalu Allah dalam beraktivitas. Pertolongan Allah dalam proses penyidikan tragedi Nigeria Airways 2120 ini merupakan bukti bahwa jika Allah menghendaki akan memberikan petunjuk dengan jalan tidak terduga-duga (:kertas yang berisi data kondisi pesawat sebelum terbang tertiup angin ke petugas penyidik yang datang sesaat setelah kecekalaan.

pelajaran ke-2 jangan pernah mengabaikan standar keselamatan penerbangan yang telah diatur secara rinci dengan cermat.

Pelajaran ke-3 >> LEBIH BAIK DELAY DARIPADA TRAGEDI TERJADI.. pihak manajemen memalsukan data pengecekan kondisi pesawat demi menghindari delay.
 
Pelajaran berikutnya >> Pada saat akan lepas landas tanda sekecil apapun tidak boleh diabaikan..karena bisa jadi menjadi sumber bencana yang begitu besar >> cockpit mengabaikan ledakan dan guncangan yang terdengar pada saat akan lepas landas. 
 
Pelajaran selanjutnya butuh ketenangan dalam kecepatan berpikir dengan meminta petunjuk dari Allah..Bagaimanakah ketika kita harus mengambil keputusan dalam situasi yang begitu pelik dan kompleks dalam hitungan detik??
 
Hanya Allah yang mampu menenangkan dan membuka pikiran manusia dalam hitungan detik dan hanya Allah yang mampu menjaga agar burung-burung itu tetap mengangkasa..
 
  “Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu..” (Al Mulk ;19)

Senin, 08 Oktober 2012

Menjadi Nasabah Bank Syariah, Mau??

telah dimuat dalam : http://ib-bloggercompetition.kompasiana.com/2009/06/23/menjadi-nasabah-bank-syariah-mau/

OPINI | 23 June 2009 | 11:16
 



Istilah bank syariah pertama kali saya kenal dari artikel berjudul “Perbankan Syariah” yang ditulis oleh kakak saya sendiri Handriyanto – yang justru bukan seorang Muslim. Karena itu saya langsung tertarik untuk membacanya, sebab pasti ada beberapa hal menarik yang ada di bank syariah sehingga kakak saya mau repot-repot membuat tulisan tentang itu.

Sejarah kemunculan perbankan syariah dimulai dengan diundangkannya UU No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan pada 10 November 1998. Hal tersebut karenan dalam UU Perbankan tersebut mulai diberlakukannya sistem ganda atau duel system banking di Indonesia, yaitu sistem perbankan konvensional dengan piranti bunga dan sistem perbankan syariah dengan piranti akad-akad yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Kemudian pada tanggal 18 Juni 2008, DPR bersama pemerintah akhirnya sepakat mengesahkan RUU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menjadi Undang-Undang Perbankan Syariah setelah dibahas selama enam tahun.

Secara faktual, Bank Mu’amalat Indonesia merupakan Bank Umum Syariah yang berdiri pertama kali pada tahun 1992 dan menyusul kelahiran empat BPR Syariah yaitu BPR Dana Mardhatillah, BPR Amal Berkah Sejahtera, BPR Amanah Ummah dan BPR Hereukat.

Meski operasionalisasi perbankan syariah, baik dari sisi produk, pengawasan maupun aturan masih diragukan beberapa kalangan – termasuk kalangan umat Islam sendiri, namun prinsip bagi hasil dimana besarnya imbalan yang diberikan didasarkan pada suatu persentase tertentu yang diterapkan berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian tertulis antara bank dan nasabahnya ternyata cukup menarik minat orang untuk bersedia menjadi nasabah bank syariah. Bahkan dalam hal tertentu bank berdasarkan prinsip bagi hasil dapat memberi imbalan yang lebih besar daripada yang disepakati.

Prinsip bagi hasil bank syariah tersebutlah yang menarik minat banyak nasabah di berbagai negara. Bank syariah tak hanya menjadi primadona tak hanya di kalangan muslim bahkan cukup banyak pengusaha keturunan Chinese (non muslim) di Malaysia yang setia menggunakan jasa bank syariah. Tak hanya di Asia, perbankan syariah di Inggris, Jerman dan Hongkong bahkan telah menjadi sumber pendanaan yang luar biasa.

Meski demikian memang tak mudah menyakinkan masyarakat termasuk investor maupun pengusaha sebab membandingkan bank syariah dengan bank konvensional tidak bisa hanya dilihat dari sisi manfaat dan resikonya atau return and risk-nya, melainkan juga harus dinilai sisi philosofis dan ideologisnya. Karena itu mereka yang biasanya tertarik dan bersedia menjadi nasabah bank syariah biasanya karena mereka tidak ingin mendapatkan bunga dari dana yang disimpan di bank. Jadi perbankan syariah benar-benar merupakan alternatif perbankan yang memegang tegas  syariah sehingga tidak ada keraguan (syubhat).

Produk yang paling populer di bank syariah adalah murabahah . Meski memiliki kesamaan dengan sistem kredit pada perbankan konvensional, namun secara prinsip murabahah jauh berbeda dengan suku bunga dalam perbankan konvensional. Karena murabahah adalah transaksi berdasarkan kepercayaan atau trustworthiness, sebab pembeli telah mempercayakan penjual untuk menentukan harga asal barang yang dibelinya.

Jadi, ketika bank syariah menawarkan skim pembiayaan murabahah, maka sebenarnya bank menawarkan kepercayaan dan good will yang tinggi kepada nasabah, sebaliknya nasabah juga memberikan kepercayaan yang penuh kepada pihak bank. Konsep yang dipakai dalam transaksi dalam perbankan syariah adalah konsep amanah dan saling mempercayai. Prinsip-prinsip mendasar inilah yang membedakan murabahah dengan pinjaman berbasiskan bunga tetap.

Murabahah dalam konsep perbankan syariah diartikan sebagai jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan/margin yang disepakai. Dalam konsep jual beli berdasarkan syariah ini, penjual harus memberi tahu harga pokok pembelian barang dan menentukan tingkat keuntungan tertentu sebagai tambahan dan menjelaskannya kepada pembeli. Murabahah menekankab adanya pembelian komoditas berdasarkan permintaan nasabah. Bukan hanya pinjaman semata sebagaimana dalam sistem kredit di perbankan konvensional.

Jadi dalam praktek murabahah tidak ditemukan adanya bunga, melainkan hanya margin sebagai tambahan atas unsur pokok pembeliab, sehingga tidak bertentangan dengan syariah. Dari sisi pembiayaan bisnis, sistem yang digunakan dalam perbankan syariah terbukti menguntungkan nasabah dan bank provider dengan resiko bisnis yang managable.

Prospek perbankan syariah ini juga cukup menjanjikan. Jika pada tahun 2008 market share jasa perbankan syariah diperkirakan baru mencapai 3-5 %, maka diprediksikan dalam tempo 5 tahun ke depan market share jasa perbankan syariah akan meningkat menjadi 20%-30%.
Jika magnitude bank syariah demikian besar, lantas mengapa masih ragu ? Menjadi Nasabah Bank Syariah? Mau!!!

Aku dan Islam

 Posted by on Feb 8, 201

“Jika kamu masih mempunyai banyak pertanyaan, maka kamu belum dikatakan beriman, Iman adalah percaya apa adanya, tanpa reserve”.

Begitulah kira-kira suatu pernyataan yang akan selalu saya ingat didalam hidup saya. Waktu itu saya masih seorang penganut Kristen Katolik berusia 12 tahun yang banyak sekali pertanyaan didalam hidup saya. Diantara pertanyaan-pertanyaan itu, tiga pertanyaan yang paling besar adalah: Darimana asal kehidupan ini, Untuk apa adanya kehidupan ini, dan akan seperti apa akhir daripada kehidupan ini. Dari tiga pertanyaan tersebut muncullah pertanyaan-pertanyaan turunan, “Kenapa tuhan pencipta kehidupan ini ada 3, tuhan bapa, putra dan roh kudus? Darimana asal tuhan bapa?”, atau “Mengapa tuhan bisa disalib dan dibunuh lalu mati, lalu bangkit lagi?”. Jawaban-jawaban itu selalu akan mendapatkan jawaban yang mengambang dan tak memuaskan.

Ketidakpuasan lalu mendorong saya untuk mencari jawaban di dalam alkitab, kitab yang datang dari tuhan, yang saya pikir waktu itu bisa memberikan jawaban. Sejak saat itu, mulailah saya mempelajari isi alkitab yang belasan tahun tidak pernah saya buka secara sadar dan sengaja. Betapa terkejutnya saya, setelah sedikit berusaha memahami dan mendalami alkitab, saya baru saja mengetahui pada saat itu jika 14 dari 27 surat dari injil perjanjian baru ternyata ditulis oleh manusia, saya hampir tidak percaya bahwa lebih dari setengah isi kitab yang katanya kitab tuhan ditulis oleh manusia, yaitu Santo Paulus. Lebih terkejut lagi ketika saya mengetahui bahwa sisa kitab yang lainnya juga merupakan tulisan tangan manusia setelah wafatnya Yesus. Sederhananya, Yesus pun tidak mengetahui apa isi injilnya. Lebih dari itu semua, konsep trinitas yang menyatakan tuhan itu tiga dalam satu dan satu dalam tiga (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) yang merupakan inti dari ajaran kristen pun ternyata adalah hasil konggres di kota Nicea pada tahun 325 M. Ketika proses mencari jawaban di dalam alkitab pun, saya menemukan sangat sedikit sekali keterangan yang diberikan di dalam alkitab tentang kehidupan setelah mati hari kiamat dan asal usul manusia.

Setelah proses pencarian jawaban di dalam alkitab itu, saya memutuskan bahwa agama yang saya anut tidaklah pantas untuk dipertahankan atau diseriusi, karena tidak memberikan saya jawaban atas pertanyaan mendasar saya, juga tidak memberikan kepada saya pedoman dan solusi dalam menjalani hidup ini. Sejak saat itu, saya memutuskan untuk menjadi seseorang yang tidak beragama, tetapi tetap percaya kepada Tuhan. Saya mengambil kesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya seiring dengan waktu. Saya menganggap semua agama sama, tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Saya juga berpandangan bahwa Tuhan laksana matahari, dimana para nabi dengan agamanya masing-masing adalah bulan yang memantulkan cahaya matahari, dan pemantulan itu tidak ada yang sempurna, sehingga agama pun tidak ada yang sempurna Tanpa sadar waktu itu saya masuk kedalam ideologi sekular. Menjadilah saya manusia yang sinkretis dan pluralis pada waktu itu.

Tetapi semua pandangan itu berubah 5 tahun kemudian ketika saya memasuki semester ketiga saya ketika berkuliah di salah satu PTN. Saya menemukan bahwa teori saya bahwa semua agama itu sama hancur samasekali dengan adanya realitas baru yang saya dapatkan. Lewat pertemuan saya dengan seorang ustadz muda aktivis gerakan da’wah islam internasional, perkenalan saya dengan al-Qur’an dimulai. Diskusi itu bermula dari perdebatan saya dengan seorang teman saya tentang kebenaran. Dia berpendapat bahwa kebenaran ada di dalam al-Qur’an, sedangkan saya belum mendapatkan kebenaran. Sehingga dipertemukanlah saya dengan ustadz muda ini untuk berdiskusi lebih lanjut.

Setelah bertemu dan berkenalan dengan ustadz muda ini, saya lalu bercerota tentang pengalaman hidup saya termasuk ketiga pertanyaan hidup saya yang paling besar. Kami lalu berdiskusi dan mencapai suatu kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta. Adanya Tuhan, atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan dinafikkan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita. Tapi saya lalu bertanya pada ustadz muda itu “Saya yakin Tuhan itu ada, dan saya berasal dari-Nya, tapi masalahnya ada 5 agama yang mengklaim mereka punya petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Yang manakah lalu yang bisa kita percaya?!”. 

Ustadz muda itu berkata “Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk tentang caranya bekerja” lalu dia menambahkan “Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah kitab petunjuk yang paling benar dan bisa membuktikan diri kalau ia datang dari Sang Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa” lalu diapun membacakan suatu ayat dalam al-Qur’an:

Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (TQS al-Baqarah [2]:2)

Ketika saya membaca ayat ini saya terpesona dengan ketegasan dan kejelasan serta ketinggian makna  daripada kitab itu. Mengapa penulis kitab itu berani menuliskan seperti itu?. Seolah membaca pikiran saya, ustadz itu melanjutkan “kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar bila penulisnya bukanlah manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan Pencipta. Not creation but The Creator. Bahkan al-Qur’an menantang manusia untuk mendatangkan yang semacamnya!”
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar (TQS al-Baqarah [2]: 23)

Waktu itu saya membeku, pikiran saya bergejolak, seolah seperti jerami kering yang terbakar api. Dalam hati saya berkata “Mungkin inilah kebenaran yang selama ini saya cari!”. Tetapi waktu itu ada beberapa keraguan yang menyelimuti diri saya, belum mau mengakui bahwa memang al-Qur’an adalah suatu kitab yang sangat istimewa, yang tiada seorangpun yang bisa mendatangkan yang semacamnya. Lalu saya bertanya lagi “Lalu mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?”. Dengan tersenyum dan penuh ketenangan ustadz muda itu menjawab “Islam tidak sama dengan Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi, tidak ada satupun yang tidak bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam. Muslim akan mulia, tinggi juga hebat. Dengan satu syarat, mereka mengambil Islam secara kaffah (sempurna) dalam kehidupan mereka”

“Jadi maksud ustadz, muslim yang sekarang tidak atau belum menerapkan Islam secara sempurna?!” sata menyimpulkan.

“Ya, itulah kenyataan yang bisa Anda lihat” tegas ustadz muda itu.

Lalu saya dijelaskan panjang lebar tentang maksud bahwa Islam berbeda dengan Muslim. Penjelasan itu sangat luar biasa, sehingga memperlihatkan bagaimana sistem Islam kaffah bekerja. Sesuatu yang belum pernah saya dengar tentang Islam sampai saat itu, sesuatu yang tersembunyi (atau sengaja disembunyikan) dari Islam selama ini. Saat itu saya sadar betul kelebihan dan kebenaran Islam. Hanya saja selama ini saya membenci Islam karena saya hanya melihat muslimnya bukan Islam. Hanya melihat sebagian dari Islam bukan keseluruhan.

Akhirnya ketiga pertanyaan besar saya selama ini terjawab dengan sempurna. Bahwa saya berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah SWT. Saya hidup untuk beribadah (secara luas) kepada-Nya karena itulah perintah-Nya yang tertulis didalam al-Qur’an. Dan al-Qur’an dijamin datang dari-Nya karena tak ada seorangpun manusia yang mampu mendatangkan yang semacamnya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah saya akan kembali dan membawa perbuatan ibadah saya selama hidup dan dipertanggungjawabkan kepada-Nya sesuai dengan aturan yang diturunkan oleh Allah. Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil pemikiran saya. 

Saya memutuskan:
“Baik, kalau begitu saya akan masuk Islam!”

Saya tahu, saya akan menemui banyak sekali tantangan ketika saya memutuskan hal ini. Saya memiliki lingkungan yang tendensius kepada Islam dan saya yakin keputusan ini tidak akan membuat mereka senang. Tapi bagaimana lagi, apakah saya harus mempertahankan perasaan dan kebohongan dengan mengorbankan kebenaran yang saya cari selama ini?!. “Tidak, sama sekali tidak” saya memastikan pada diri saya sendiri lagi. Artinya walaupun tantangan di depan mata, saya yakin bahwa Allah, yang memberikan saya semuanya inilah yang pantas dan harus didahulukan.

Setelah menemukan Islam, saya menemukan ketenangan sekaligus perjuangan. Ketenangan pada hati dan pikiran karena kebenaran Islam. Dan perjuangan karena banyak muslim yang masih terpisah dengan Islam dan tidak mengetahui hakikat Islam seperti yang saya ketahui, kenikmatan Islam yang saya nikmati dan bangga kepada Islam seperti saya bangga kepada Islam. Dan mudah-mudahan, sampai akhir hidup saya dan keluarga saya, kami akan terus di barisan pembela Islam yang terpercaya. Janji Allah sangat jelas, dan akan terbukti dalam waktu dekat. Allahuakbar!

Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik (TQS an-Nuur [24]: 55)

Terimakasih Allah SWT, telah memberiku al-Qur’an dan taufik. Terimakasih wahai rasulullah Muhammad saw. atas kasih sayang dan perjuangannya. Terimakasih untuk Mami yang telah melahirkan dan mengasuh serta membesarkanku. Papi atas pelajaran nalar dan kritisnya sehingga aku bisa menemukan Islam. al-Ustadz Fatih Karim atas kesabaran dan persaudaraanya. al-Ustadz Ahmad Muhdi atas kritik dan perhatiannya. Ummi Iin atas percaya dan penurutnya. Teman-teman HDHT, terimakasih atas bimbingannya
Felix Siauw

Jumat, 13 Juli 2012

MARIA EVA DAN DEMOKRASI POSTMODERNISME: MENCERMATI ARGUMEN RELATIVITAS DALAM DIMENSI MORALITAS

Oleh:  Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi
(Konselor Muslim, Aktif di Kajian Zionisme Internacional)

Tampaknya tidak hanya Jakarta yang akhir-akhir ini ketiban suhu panas 38 derajat celcius. Namun baru-baru ini rakyat Sidoarjo yang sebelumnya bermandi Lumpur pun ikut-ikutan memanas. Apa karena hawa panas Lumpur yang kembali memancur? Ternyata bukan, pasalnya ada di Maria Eva Lho hanya untuk seorang perempuan? Ya apalagi.

 Seperti diberitakan Vivanews.com, setelah Ayu Azhari dan Julia Perez, penyanyi dangdut, Maria Eva juga akan mencoba peruntungannya di dunia politik. Maria Eva pun membenarkan dirinya siap maju dalam pilkada. Dia mengaku sudah dilamar partai politik. Salah satunya adalah partai berlambang banteng gemuk dengan background merah.

Karir politik Maria Eva memang bukan seumur jagung. Ia berbeda dengan Julia Perez atau Inul Daratista. Maria memang sedikit lebih “terdidik” dengan  tampilan gelar master di ekor namanya. Karir politiknya pun  tidak disulap cepat seperti ayu Azahari. Setidaknya Maria sudah pernah ikut dalam pusara pemilihan legislatif pada basis konstituennya di Malang medio 2004 silam. Sayangnya, urutan nomor sepatu belum mengizinkannya melenggang ke Senayan.

Peraturan Mendagri
Isu naiknya Maria Eva sontak menimbulkan pro kontra. Artis yang familiar dengan goyangan dangdut vulgar itu, digadang-gadang akan merusak basis akhlak dan moral masyarakat. Terlebih Jawa Timur dan Sidoarjo adalah sendimentasi basis santri yang lekat pada dinamika kultural kedaerahan.

Menurut khalayak, Maria tidak hanya dinilai cacat moral, namun stigma seksis akan terus melekat padanya. Ini bukan dogma atau sekedar stigma sepihak, namun setidaknya lakon artis panas memang masih kerap diumbar olehnya saat pesta-pesta musik dangdut yang sering dibawakan dengan tampilan panas. Jadi alangkah wajar apabila rakyat Sidoarjo, terlebih Indonesia amat geram melihat Maria Eva sendiri yang belum ada niatan pensiun dari wilayah remang-remang itu.

Menangkap gelagat tidak baik ini dan berpihak pada kegelisahan masyarakat atas pelbagai kasus seksis pada kontestasi Politik Daerah, Mendagri Gamawan Fauzi kemudian mengusulkan penambahan syarat tidak cacat moral pada ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Tidak hanya itu, selain usulan tidak cacat moral, Gamawan juga mengajukan usulan perbaikan kualitas calon kepala daerah dengan mengacu keharusan memiliki pengalaman di partai politik atau paling tidak organisasi kemasyarakatan.

Ternyata kedua usulan yang diajukan Gamawan bukan tanpa sebab. Seperti dikutip Kompas 23 April 2010 lalu, pada kenyataannya Gamawan berpandangan bahwa pemerintah perlu melakukan "intervensi" karena rakyat Indonesia dipandang belum cukup matang dalam memilih pemimpinnya.

Tentu saja bergulirnya niat tulus revisi itu menimbulkan kegeraman bagi Maria dan artis-artis lakon panas lainnya. Artis bergelar Master bidang Marketing itu lantas menilai bahwa Usulan Pak Menteri itu terlalu naïf, mengada-ngada, dan sarat muatan politis.

Lalu Maria Eva dengan gaya khas Postmo-nya justru berbalik mendebat Gamawan untuk memperjelas definisi zina. Apakah yang dimaksud Gamawan adalah zina mata? Zina badan? Kalau seperti itu Eva berani menjamin semua orang pun pernah berzina. Termasuk Gamawan Fauzi sendiri mungkin. Ya tutur kata Maria begitu khas posmo. Mencari kebenaran pada susunan tiang-tiang huruf yang coba dirubuhkan pada arti dan definisi.

Posmodernisme Kebenaran
Posmodernisme sebenarnya adalah nama gerakan di kebudayaan kapitalis lanjutan. Istilah Posmodernisme sendiri muncul pertama kali di kalangan seniman dan kritikus di New York tepatnya pada tahun 1960 dan diambil alih oleh para teoritikus Eropa pada tahun 1970-an. Tokoh yang sering diasosiasikan dengan Posmodernisme antara lain Derrida, Lyotard, dan Baudrillard, yang kesemuanya bernaung atas payung filsafat.

Mengubah realitas menurut Derrida juga berarti mengubah teks, dan teks itu sendiri adalah realitas kehidupan manusia. Untuk mengubah realitas orang perlu terlebih dahulu mampu memahami dan menggambarkan realitas. Ada keterkaitan yang mendalam antara menggambarkan (to describe) dan mengubah (to transform).

Secara garis besar, yang menjadi konsen dari posmodernisme adalah membicarakan ulang kembali arti kemapanan. Memperhitungkan kembali kebenaran hakiki. Dalam konstruk Posmo satu tambah satu belum tentu dua. Bisa tiga, bisa empat, atau bisa juga dua. Namun dua dalam versi yang lain.

Hal-hal semacam itu kita kenal dengan istilah Dekonstruksi. Alih-alih dekontruksi ingin melakukan reformasi, anak kandung posmo ini malah semakin membingungkan. Ia mencoba merusak makna sesuatu yang sebenarnya sudah clear. Jika ayam berkokok, bagi orang posmo, dia akan berakata, “Ayam yang mana dulu?”. Ayam Kentucky kenapa tidak berkokok, tapi malah disiram saus. Cantik memang, tapi hancur. Manis memang tapi sinis. Dekonstruksi mencoba mengajak anda menari untuk secara bertahap melupakan kebenaran tunggal.

Derrida, misalnya, ia melakukan dekonstruksi tidak hanya bergerak di tataran filsafat, melainkan juga menyentuh literatur, politik, seni, arsitektur, dan bahkan ilmu-ilmu alam. Seperti pada umumnya, dekonstruksi Derrida menggambarkan sebagai suatu kekuatan untuk mengubah dan membelah kepastian dan pakem-pakem lama yang tidak lagi dipertanyakan. Di dalam tulisan-tulisannya, Derrida berulang kali menuliskan bahwa kekuatan untuk mengubah dan membelah itu sebenarnya sudah terkandung di dalam teks itu sendiri. Yang ia lakukan hanyalah mengaktifkan kekuatan itu, dan kemudian menyebarkannya ke keseluruhan teks.  Derrida mau melakukan de-sedimentasi terhadap teks, dan membuka kemungkinan-kemungkinan baru yang sebelumnya tidak terpikirkan. Dalam arti ini ia mau menciptakan gempa di dalam teks.

Hasilnya banyak konteks Dekonstruksi ini coba dicarikan ruangnya dalam dimensi keislaman. Salah satu hasilnya adalah lahirnya buku Dekonstruksi Islam Mazhab Ciputat. Dan diantara penulis-penulisnya tersimpul nama-nama “beken” seperti Almarhum Nurcholish Madjid yang dibuku itu menulis tentang “Menyemarakkan dialog agama”. Lalu ada Kautsar Azhari-Noer yang berkisah dengan judul terang “Melampaui nama-nama Islam dan postmodernisme”. Ada pula Komaruddin Hidayat yang hasil tulisannya bertajuk “Dari tahapan moral ke periode sejarah pemikiran neo-modernisme Islam di Indonesia”. Tentu itu hanya sedikit nama.

Hasilnya apa? Salah satu bentuk dekonstruksi itu dengan sembrono dilakukan Nurcholish Madjid yang mengubah konsep dasar makna Islam menjadi sekedar “sikap pasrah”. Islam mengalami reduksi dari artian sebagai konsep, sistem kehidupan, menjadi hanya sebuah sikap menyerahkan diri. Jadi apapun agamanya, jika ia menyerahkan diri kepada Tuhan, sudah termasuk bagian dari amar ma’ruf, bahkan jihad. Kendati orang itu masih suka berselingkuh dengan Tuhan-tuhan yang lain.

Posmodernisme Demokrasi.
Jika Kita coba kembali ke Maria Eva akan kita temukan sesuatu yang unik. Dimana perseteruan Eva-Gamawan lantas dengan sigap diberi ruang oleh media. Televisi-televisi pun berusaha mengundang Eva dalam suasana yang lebih santai dan terbuka. Salah satunya di program Mata Najwa Metro TV.

Setelah mengundang Musdah Mulia pekan lalu, acara yang dipandu Host Najwa Shihab itu kini menghadirkan banyak pembicara. Setidaknya Julia Perez, Maria Eva sendiri, Gamawan Fauzi, dan Syaiful Mujani melakukan wawancara silih berganti.

Pada sesi wawancara untuknya, Maria terang-terangan mempertanyakan perihal keabsahan makna moralitas itu sendiri. Maria berkata setengah bingung dan skeptik tentang bagaimana ukuran sebenarnya dari standar moralitas. Apa tapal batas dari kriteria moralitas? Dimana ujungnya? Sekilas, Maria Eva bertanya lebih sebagai Albert Camus berkisah tentang Tuhan yang tiada ujung dan pasti tidak memuaskan.

Hingga tiba di penghujung acara, Najwa Shihab akhirnya menyimpulkan bahwa ia menyadari kegelisahan masyarakat tapi tidak juga menutup mata atas hegemoni artis panas pada persaingan politik. Akhirnya, dengan nada pasti Najwa mencoba mengambil jalan tengah dengan mengatakan bahwa pilihan itu akan berpulang kepada diri kita sendiri. Kalau tidak setuju dengan para artis panas ini, ya jangan dipilih.  Tapi kita pun juga tidak boleh membatasi hak politik mereka, begitu kira-kira asumsi putri kandung Prof Quraish Shihab tersebut.

Kita yang tidak setuju memang boleh geram, namun khususnya saya menyadari bahwa beginilah pahitnya hidup pada negara dengan asas di mana standar kebenaran ada di tangan rakyat, bukan Allah. Atau mungkin asas demokrasi bangsa kita sekarang bergeser menjadi tema demokrasi tubuh, demokrasi posmo, atau mungkin demokrasi “tergantung pilihan anda”.

Dalam analisa lebih jauh, kebenaran dalam sistem posmo ini pun bisa dikompromikan. Sebagai contoh, jika ada kebenaran yang merugikan rakyat, maka pihak yang dirugikan bisa mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi untuk membatalkan peraturan tersebut. Kasus ini terjadi saat Jaringan Islam Liberal meminta pencabutan UU Penodaan Agama yang baru-baru heboh dikalangan umat Islam. Padahal jika kita menilik dalam kerangka Islam, yang haqq pasti tidak akan bisa dikompromikan, apalagi dijual. Terlebih-lebih dengan harga murah.

Oleh karena itu, kita harus mampu melihat secara jernih bahwa relativisme kini pada dasarnya tidak hanya lahir pada bahasan Pluralisme agama. Namun ia masuk ke tema-tema yang terbilang sederhana. Seperti sebuah motto yang terselip pada koran Jakarta "Kebenaran tidak pernah memihak"

Kalau kita memperhatikan dengan seksama, bahasa Najwa Shihab pun sekilas akan terlihat cantik "Tidak perlu membatasi politik mereka (Baca: Jupe or Maria Eva)" Jadi seakan kita adalah orang yang tidak bijak dalam kasus ini. Dalam tradisi Posmo sebisa mungkin kebenaran teologis memang harus mengalami redusir. Jangankan itu, kebenaran akan timbul dalam varian. Versi-versi yang antara satu dan yang lainnya saling bertentangan.

Bahkan jangan kaget jika kemudian hari kita pun akan digiring untuk berbenturan pada opini-opini "Jadi yang milih Jupe tidak bermoral dong?”

Tauhid vis a vis Posmodernisme dan Moralisme.
Kita memang perlu mengapresiasi itikad baik yang dikeluarkan Menteri Gamawan Fauzi. Bagaimanapun beliau punya rasa simpatik terhadap keselamatan moral bangsa. Namun karena kita menyandarkan moralitas pada standar-standar nilai kemanusiaan. Kita pun akan khawatir kasus Maria Eva hanya akan tertutup sejenak dan akan kembali muncul tapi dalam rupa berbeda. Ia seakan lenyap dari peredaran tapi hakikat dan ruhnya tetap tidak tersentuh. Bukankah ini serupa dengan adagium menutup satu lobang, lalu tersingkaplah lubang yang lain?

Sebenarnya, kasus relativitas moral hanya dapat luluh dengan sentuhan tauhid sebagai pilar asasinya. Islam tidak hanya mengajarkan hambanya untuk kemudian stabil dalam segi moral, namun labil pada akhlak yang lain. Islam pun selalu mengaitkan standar kebaikan yang langsung on line kepada ketetapan Allahuta’ala. Hamba dalam sistem tauhid hanya mau diatur kepada ketentuan Allah yang pasti adil dan mengerti kebutuhan hambanya.

Selanjutnya, berbeda dengan moralisme pada standar kemanusiaan dan postmodernisme, Islam mempunyai batas moralisme yang jelas, tidak sumir apalagi memberi ruang untuk ditafsirkan sendiri-sendiri. Islam sudah sempurna dan tidak butuh standar kebenaran kompromistis.

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."  (Q.s. Al-Maidah:3)
Di ayat lain Allah juga mengatakan secara tegas.

Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab sebagai penjelas segala sesuatu. (An-Nahl: 89)

Kita pun dapat memetik pelajaran pada catatan sirah nabawiyah bagaimana Rasulullah lebih mendahulukan panji tauhid ketimbang acuan moralisme. Oleh karenanya, Asy Syahid Sayyid Quthb dalam kitab Ma’alim Fiath-thariqnya, seperti pernah dibahas pula oleh Ustadz Ihsan Tanjung, dengan cantik menjelaskan perihal mengapa Allah mengharuskan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengibarkan bendera La ilaha ill-Allah  bukan bendera lainnya. Bendera tauhid dan bukan bendera moralisme, padahal dengan mengibarkan bendera La ilaha ill-Allah  bangsa Arab bukan saja enggan menerima seruan tersebut, tetapi bahkan menentang dengan keras sampai ke tingkat mengusir dan memerangi Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan para sahabat.

Sayyid Quthb menceritakan bahwa pada waktu Rasulullah s.a.w. diutus, tingkat kesusilaan di Semenanjung Arab berada dalam titik yang amat rendah dalam banyak seginya, di samping hal-hal yang mulia yang asli baduwi (di perkampungan dan bukan di kota, pent) yang masih ada dalam masyarakat. Ketidakadilan merajalela dalam masyarakat, tergambar dalam kata-kata penyair Zuhair bin Abi Salma :

"Siapa yang tidak  mempertahankan  kolam airnya dengan senjatanya akan diruntuhkan dan siapa yang tidak menganiaya manusia akan dianiaya."

Hal itu digambarkan juga oleh perkataan yang terkenal di zaman jahiliyah: "Tolonglah saudaramu baik ia menganiaya atau dianiaya."

Minuman yang memabukkan dan perjudian telah menjadi tradisi masyarakat yang tersebar luas. Dan menjadi suatu hal yang dibangga-banggakan.

Pelacuran dengan segala bentuknya telah menjadi tanda dari masyarakat ini, sebagaimana keadaannya dalam setiap masyarakat jahiliyah, baik yang kuno maupun yang modern. Barangkali ada yang mengatakan : Sesungguhnya adalah dalam kekuasaan Muhammad s.a.w. untuk mengumumkan suatu da'wah reformasi yang menyangkut dengan perbaikan budi pekerti, pembersihan masyarakat dan penyucian diri. Barangkali ada yang mengatakan : Sesungguhnya Muhammad shollollahu alaihi wa sallam pada waktu itu dapat menjumpai jiwa-jiwa yang baik yang merasa sakit melihat kekotoran ini, sebagaimana dijumpai oleh setiap reformis susila di setiap lingkungan. Jiwa-jiwa ini dipengaruhi oleh keluhuran dan keinginan untuk memperkenankan seruan reformasi dan pembersihan. Barangkali ada orang yang berkata : Seandainya hal itu diperbuat oleh Rasulullah s.a.w. semenjak dari pertama kali tentulah ia akan diperkenankan oleh sejumlah orang yang baik, yang bersih budi pekertinya, yang suci jiwa mereka, sehingga mereka itu lebih dekat untuk menerima dan memikul aqidah, dan tidak perlu lagi mengobarkan seruan La ilaha illa-llah yang menimbulkan oposisi yang kuat semenjak permulaan jalan.

Karena itu amat wajar jika istri nabi, Aisyah sampai-sampai harus mengatakan:
“Andaikan awal yang diturunkan dari Al-Qur’an adalah jangan minum khamr, niscaya mereka berkata “Demi Allah kami takkan meninggalkan khamr”. Andaikan awal yang diturunkan dari Al-Qur’an adalah jangan berzina, niscaya mereka berkata “Demi Allah kami takkan meninggalkan zina”. Akan tetapi awal yang diturunkan ialah surah-2 detail mengenai surga dan neraka, sehingga hati menjadi teguh mengingat Allah. Barulah kemudian (lambat-laun) diturunkan (daftar perkara) halal dan haram.”

Sayyid Quthb-pun mempertegas itu pula dalam kitab Fiqhud da’wah-nya bahwa ketertundukan kepada Allah membebaskan manusia dari ketertundukan kepada yang lainnya dan menyelamatkannya dari menyembah sesama hamba kepada menyembah kepada Allah. Kehidupan manusia akan baik, lurus, meningkat, atau menjadi kehidupan yang layak dengan manusia kecuali dengan tauhid.

Di situ jelas, bahwa hamba Allah sudah memiliki kebenaran moral versi tersendiri yang pasti kokoh, karena ia turun langsung dari Sang penciptaNya. Yang mengerti betul siapa hambaNya dan Bagaimana cara mengaturnya.

Kita sebagai umat Islam akhirnya harus jeli melihat banyaknya permainan kata-kata yang dilontarkan kaum postmo yang pada hakikatnya adalah menipu. Permainan yang mudah sekali ditebak dan sudah jelas tujuannya karena selalu berkutat pada problem mengincar tahta-tahta duniawi. Semoga kita selalu dilindungi oleh Allah dari tipu daya dunia fana ini.
Allahua’lam